BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan betina tidak hanya menghasilkna sel-0sel kelamin betina yang penting untuk membentuk suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan dimana individu tersebut terbentuk diberi makan dan berkembang selama masa-masa permuliaan hidupnya. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh organ-organ reproduksi primer dan sekunder.
Organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ova dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ reproduksdi sekunder atau saluyran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, serviks, vagian, dan vulva.
Fungsi organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina yang memberi makan dan melahirkan individu baru. Kelenjar susu dapat dinggap sebagai suatu organ kelamin pelengkap, karena sangat erat berhubungan dengan proses-proses reproduksi dan esensial untuk pemberian makanan bagi individu yang baru lahir.
Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamen ini terdiri dari meso ovarium, mesosalvin, dan mesometrium yang masing-masing menggantung ovarium, tuba vallopi dan uterus.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka diadakanlah diskusi untuk membahasnya lebih jauh. Oleh karenanya, dibuatlah makalah ini sebagai hasil dari diskusi kelompok kami.
B. Rumusan Masalah
Pada diskusi kelompok kami mengenai organ-organ reproduksi betina, mempunyai beberapa rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Anatomi dan Fisiologi organ reproduksi betina (pada ruminansia)
2. Bandingkan anatomi organ reproduksi betina dengan berbagai jenis hewan.
3. Anatomi dan Fisiologi ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina (Pada Ruminansia)
Organ Reproduksi Betina dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
a. Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Mempunyai panjang 25-30 cm pada hewan yang tidak bunting. Pada dasar ventral vagina dibawah mukosa sepanjang vagina terdapat saluran-saluran Garntner, berdiameter 2,5 mm sisa-sisa saluran Wolfef (Toelihere, 1981).
2. Vulva merupakan bagian eksternal dari genetalia betina yang terentang dari bagian sampai ke bagian yang paling luar. Berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi tanda-tanda berahi, melindungi organ kelamin dari benda-benda asing (Frandson, 1996).
Panjang vulva pada ruminansia kira-kira 10-12 cm pada dasar ventral dan 7,5 -10 cm pada dinding dorsal. Dibawah orificium uretrae terdapat diverticulum suburetrhalis yang berukuran panjang kira-kira kurang lebih 2,5-4,0 cm. Diameternya sekitar 1,5-3 cm (Toelihere, 1981).
Vulva terbagi menjadi 2 bagian yaitu (Sukri, 2000) :
Ø Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva.
Ø Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva.
b. Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Ovarium/Ovari merupakan organ primer (esensial) reproduksi pada betina, seperti halnya testis pada hewan jantan, dan merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari ovari kanan yang terletak dibelakang ginjal kanan, dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kiri (Frandson, 1996).
Ovari berfungsi sebagai organ oksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon-hormon kelamin betina seperti (Toelihere, 1981) :
Ø Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam proses pematangan sel ovum.
Ø Progesteron yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan
2. Tuba fallopi atau oviduct merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Anonimc, 2010).
Secara embriologik, oviduct berasal dari saluran Muller. Bentuknya bulat, kecil, pangjang, berkelok-kelok, ukuran pangjang dan kelok-keloknya berlain-lain pada berbagai jenis hewan (Partodiharjo, 1992).
Bagian dari tuba uteri atau tuba fallopi yang berdekatan terhadp ovari berkembang membentuk semacam corong yang disebut infundibulum. Bagian ujung infundibulum membentuk suatu fimbriae (Frandson, 1996).
Ø Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae (Anonimc, 2010).
Ø Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menahan sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Anonimc, 2010).
3. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio (Anonimc, 2010).
Uterus terdiri atas sebuah korpus uteri dan dua buah cornua uteri (cornua=tanduk). Kornua umumnya berbentuk pangjang lancip, bergantung pada ligamentum yang bertaut pada dingding ruang abdomen dan ruang pelpis. Syaraf dan pembulu darah menjalar pada ligamentum ini. Lapis luar dari ligamentum penggantung uterus menyelimuti seluruh uterus (Partodiharjo, 1992).
Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu (Anonima, 2010) :
Ø Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
Ø Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
Ø Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
Ada 4 macam tipe uterus pada mamalia (Ruminansia) (Anonima, 2010) :
1. Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
2. Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satu lubang.
3. Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
4. Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
4. Cervix merupakan urat daging sphincter yang terletak diantara uterus dan vagina ; jadi serviks dapat dianggap pintu masuk kedalam uterus, karna dapat terbuka dan tertutup serta tergantung pada fase siklus barahi hewan (Partodiharjo, 1992).
Bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina (Anonimc, 2010).
5. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
6. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.
B. Perbandingan Anatomi Organ Reproduksi Betina Berbagai Jenis Hewan
Tabel 1. Perbandingan Anatomi Organ Reproduksi Betina Berbagai Jenis Hewan (Frandson, 1996) :
Organ | Binatang | |||
Sapi | Domba | Babi | Kuda | |
Tuba uteri (oviduct) panjang (cm) | 25 | 15-19 | 15-30 | 20-30 |
Uterus Jenis | Bipartit | Bipartit | Bikornuat | Bipartit |
Panjanng Tanduk (cm) | 35-40 | 10-12 | 40-65 | 15-25 |
Panjang Badan (cm) | 2-4 | 1-2 | 5 | 15-20 |
Lapis Permukaan endometrium | 70-120 karunkula | 88-96 karunkula | Lipatan longitudinal ringan | Lipatan longitudinal jelas |
Serviks panjang (cm) Diameter Luar Serviks | 8-10 3-4 | 4-10 2-3 | 10 2-3 | 7-8 3,5-4 |
Lumen serviks Bentuk | 2-5 cin-cin anular | Cin-cin anular | Seperti sekrup | Lipatan |
Os Uteri (bentuk) | Kecil dan menjulur | Kecil dan menjulur | Tak jelas | Jelas |
Vagina Kranial Panjang (cm) | 25-30 | 10-14 | 10-15 | 20-35 |
Himen | Tak Jelas | Berkembang | Tak jelas | Berkembang |
Vestibular pangjang | 10-12 | 2,5-3 | 6-8 | 10-12 |
Besar Ovarium (cm) | 0,8-5 | ± 1,2 | 1,5-3 | 5-10 |
Berat Ovarium (gr) | 10-20 | 3-4 | 3-7 | 40-80 |
Jumlah Volikel | 1-2 | 1-4 | 10-25 | 1-2 |
Garis tengah folikel tertier (mm) | 12-19 | 5-10 | 8-12 | 25-70 |
Garis tengah korpus luteum (mm) | 20-25 | 9 | 10-15 | 10-25 |
Gambar 1. Diagram Perbandingan Anatomi Alat Kelamin Betina Sapi, Kuda, dan Babi (Partodiharjo, 1992).
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI OVARIUM
Ovarium merupakan organ endokrin atau sitogenik yaitu suatu organ yang menghasilkan sel dan hormon. Yang mana produk hormonnya langsung diserap oleh darah. Ovary terdiri sepasang kiri kanan, berbentuk bulat telur dengan ukuran bervariasi tergantung jenis hewan dan terletak dibelakang ginjal (Anonimb, 2010).
Berdasarkan anatominya bagian kortek ovarium (zona perenkimatosa) terdiri dari jaringan ikat ireguler yang pada yang disebut tumina albugenia. Sedang bagian tengah (medulla) dan sentral (zona vakulosa) merupakan suatu rongga (vaskuler) (Anonimb, 2010).
Korda dari sel epithel germinal masuk ke daerah stroma dan akhirnya membentuk sel yang disebut folikel primer. Folikel ini berkembang menjadi oosti atau ovum. Ovum terus membesar, berganda menjadi beberapa lapis hingga membentuk folikel sekunder dan folikel masak (tersier) (Anonimb, 2010).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari diskusi Kelompok V mengenai bagian-bagian organ reproduksi betina, kami dapat menarik kesinpulan bahwa :
1. Anatomi organ reproduksi pada betina terdiri atas dua, yaitu organ reproduksi bagian eksternal (luar) dan organ reproduksi bagian internal (dalam). Dimana bagian eksternal terdiri dari vagian dan vulva, sedangkan bagian internal terdiri dari Ovarium/Ovari, Tuba fallopi, Uterus, Cervix, Saluran vagina, Klitoris.
2. Pada umumnya anatomi organ reproduksi betina pada beberapa jenis ternak berbeda-beda tergantung pada spesies, umur, berat badan ternak, dan sebagainya.
3. Anatomi dan fisiologi ovarium pada ternak yaitu bagian kortek ovarium (zona perenkimatosa) terdiri dari jaringan ikat ireguler yang pada yang disebut tumina albugenia. Sedang bagian tengah (medulla) dan sentral (zona vakulosa) merupakan suatu rongga (vaskuler).
DAFTAR PUSTAKA
______c. 2010. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1953313-alat-kela min-betina/. Diakses tanggal 17 Februari 2010
Frandson. 1996. Anatomi & Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Partadihardjo. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya : Jakarta.
Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio ; Benih Masa Depan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Toelihere. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar